Indonesia Komitmen Capai Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Pekerjaan Layak

By Admin

nusakini.com-- Indonesia berkomitemen untuk mencapai Sustainable Development Goal’s (SDGs), khususnya Nomor 8 tentang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan terwujudnya pekerjaan layak. Hal ini ditegaskan Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) pada Dialog Tripartit Tingkat Tinggi yang dilaksanakan di Jakarta, 25 – 26 Agustus 2016. 

Dialog ini diselenggarakan atas kerjasama Kemnaker dan Organisasi Buruh Internasional (Ínternational Labour Organization/ILO). Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari Konferensi SDGs yang telah diselenggarakan pada bulan Februari 2016 lalu, dengan tema 'SDGs menuju Kerja Layak untuk Semua’. 

Tujuan dari penyelenggaraan Dialog Tripartit tersebut adalah mempromosikan secara lebih lanjut penerapan SDG’s di Indonesia. Selain itu, dialog tersebut ditujukan sebagai ruang untuk melakukan diskusi interaktif dan sharing berbagi informasi mengenai praktik-praktik terbaik ketengakerjaan dan perburuhan di tingkat global dan regional, terutama menyangkut tema yang diangkat, yaitu employment, industrial relation dan social protection. 

“Maka pada kesempatan ini saya ingin mengajak bapak ibu semua untuk melihat dalam konteks Indonesia saat ini. Di depan kita lihat ada 3 tuntutan kita bersama, yaitu employment, industrial relation dan social protection,”kata Sekjen Kemnaker Abdul Wahab Bangkona saat menjadi Keynote Speaker mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri pada pembukaan dialog tersebut di Jakarta, Kamis (25/8). 

Turut hadir dalam acara tersebut Directur Regional Asia Pasifik ILO Ms. Tomoko Nishimoto, Dubes RI/WATAPRI di Jenewa, perwakilan World Bank dan tenaga ahli/expert ILO sebagai narasumber. 

Dialog ini akan terfokus mendiskusikan 3 (tiga) isu/topik utama yang akan dibahas. Pertama, pengembangan ketrampilan untuk meningkatkan produktivitas pekerja. 

Karena tentu, untuk mewujudkan productivity yang tinggi pada tenaga kerja kita tentu harus ada suatu sistem yang bekerja, efektif dan efisien dalam sekala nasional,” ujarnya. 

Kedua, jaminan sosial dan bentuk pekerjaan yang tidak memenuhi standard. Dan terakhir, pengupahan dan perundingan bersama. 

"Kemudian selanjutnya kalau kita bicara tentang program pendidikan dan pelatihan itu harus berangkat dari satu peta kebutuhan. Yang disusun secara sistematik, yang disusun secara konstruktif, dan perencanaan jangka pendek-jangka menengah hingga jangka panjang. Sehingga ini bias menjadi acuan bagi para produsen baik lembaga pendidikan maupun lembaga pelatihan,” lanjut Sekjen Abdul Wahab. 

Melalui dialog tripartit ini, diharapkan akan menghasilkan rekomendasi kunci dan rencana aksi yang disusun oleh unsur tripartit Indonesia. Sehingga, langkah ke depan dan perangkat dalam memperkuat dialog sosial di tingkat nasional dan secara lebih kongkret menyusun agenda Indonesia dalam mencapai Goal No. 8 dari SDGs, yaitu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kerja layak untuk semua. 

"Tapi bagaimana kita bersama-sama dalam diskusi ini, follow up-nya, kita mengawal masalah regulasi, pengembangan infrastruktur, instrument, dan pengembangan capacity building. Dan seluruh ini diklakukan secara bersama-sama. Dan dari sanalah semua mempunya keberpihakan yang jelas, komiitmen yang tinggi, untuk mengawal ini. Maka dialog ini akan semakin efektif, karena tujuannya sama,” pungkasnya.(p/ab)